‘’Saya kira langkah tersebut sudah tepat. Di mana jika dana operasional, keperluan teknis dan kelengkapan pekerja inti seperti pilot masih belum memadai, maka langkah yang dipilih direksi sudah benar. Karena tidak bisa dipaksakan, dalam hal ini kita tetap mendukung,’’ ujar Komisaris Utama Riau Air, Wan Syamsir Yus kepada Riau Pos, Jumat (8/4).
Kendati demikian, pihak komisaris dan Pemerintah Provinsi Riau tetap mendesak direksi Riau Air untuk segera melaksanakan proses audit. Sebab langkah itu merupakan tahapan awal untuk persiapan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
‘’Pihak direksi dalam waktu dekat ini akan melakukan audit secara menyeluruh. Langkah ini dilakukan untuk melihat kondisi yang terjadi di Riau Air. Begitu juga untuk solusi pengembangannya. Untuk memaksimalkan itu, proses audit juga melibatkan tim apraisal dari pihak independen, sehingga hasilnya lebih objektif,’’ terangnya.
Saat ditanyakan mengenai waktu RUPS yang diharapkan pihak komisaris, Wan Syamsir yang juga merupakan Sekdaprov Riau mengatakan, pihaknya tidak bisa memberikan patokan waktu. Namun dia berharap proses RUPS dapat segera dilaksanakan. Dengan harapan dapat diperoleh masukan dan saran dalam pengembangan Riau Air ke depan.
Untuk kondisi pesawat, dia mengatakan masih dalam keadaan baik, meskipun tidak dilakukan penerbangan. Bahkan pihaknya juga tidak akan mengembalikan armada tersebut, karena masih terlibat kontrak. ‘’Pesawatnya masih dalam kondisi baik. Kita akan istirahatkan sementara waktu. Sampai Riau Air beroperasi kembali,’’ imbuhnya.
Lebih jauh saat disinggung mengenai target Rp500 miliar untuk perbaikan dan pembenahan Riau Air, dia mengatakan angka itu memang tergolong besar.
Namun dia tetap optimis kucuran dana tersebut akan dapat diperoleh dan
kerja sama yang saat ini sedang digiatkan bersama investor. ‘’Kekurangan dana akan kita carikan dengan menggandeng pihak investor. Secara perlahan Riau Air akan membaik dan dapat beroperasi kembali,’’ tuturnya.(rio)
