PANGKALANKERINCI (Rakyat Riau) - Puluhan pendemo yang mengaku dari Aliansi Mahasiswa Perduli Supremasi Hukum (AMPSH) nyaris bentrok dengan puluhan Satuan Pengamanan (Satpam) PT RAPP Senin (11/4) kemarin. Pemicu bentrok adalah, mahasiswa berusaha memaksa memasuki pabrik PT RAPP, namun dihalangi oleh puluhan Satpam
.
Pantauan wartawan dilapangan, ratusan mahasiswa dengan menggunakan tiga unit bus kampus, langsung menggelar orasi di pinggir jalan persisnya di depan Pos I gerbang pintu masuk PT RAPP. Mahasiswa, mendesak petinggi maanjemen Riaupulp untuk hadir menemui mereka memberikan penjelasan. Akan tetapi, tak pihak manajemen tak juga kunjung datang.
Mahasiswa marah, lalu membakar dipintu pagar pos pintu masuk pabrik Riaupulp. Kondisi ini membuat, keadaan makin tidak tenang. Satu mobil unit mobil kebakaran yang stanby disitu, langsung menyiram kobaran api yang membakar ban. Hal ini menyulut emosi mahasiswa. Aksi saling dorongpun, tak terhindari. Meskipun demikian, mahasiswa tidak bisa memasuki areal pabrik Riaupulp.
Setidaknya, ada tiga poin pernyataan sikap yang disampaikan oleh AMPSH. Antara lain, meminta Riaupulp, membebaskan lahan yang notabenen menjadi tempat pemasangan pipa gas dengan mengajak, pemilik atau orang yang diberikan hak kuasa untuk mengelolanya.
Kedua, meninjau ulang, pemasangan pipa gas, dengan mengacu, kepada standar pemasangannya sehingga tidak memberikan, dampak negatif kepada masyakat kedepan. Ketiga, mengkaryakan masyarakat tempatan untuk ikut andil dalam perusahaan demi meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Ditempat terpisah, Asisten Manager Hubungan, Media PT RAPP, Salomo Sitohang, RAPP menjalin kontrak kerja jual beli bahan bakar gas, dengan perusahaan penyuplai gas, dengan perusahaan penyuplai gas.Guna mendukung kelancaran pemasangan pipa gas tersebut dilakukan di areal jalan koridor yang perusahaan. "Terkait tuntutan yang di ajukan masyarakat RAPP tidak berkompenten untik menjawab," tandasnya.(bri)
.
Pantauan wartawan dilapangan, ratusan mahasiswa dengan menggunakan tiga unit bus kampus, langsung menggelar orasi di pinggir jalan persisnya di depan Pos I gerbang pintu masuk PT RAPP. Mahasiswa, mendesak petinggi maanjemen Riaupulp untuk hadir menemui mereka memberikan penjelasan. Akan tetapi, tak pihak manajemen tak juga kunjung datang.
Mahasiswa marah, lalu membakar dipintu pagar pos pintu masuk pabrik Riaupulp. Kondisi ini membuat, keadaan makin tidak tenang. Satu mobil unit mobil kebakaran yang stanby disitu, langsung menyiram kobaran api yang membakar ban. Hal ini menyulut emosi mahasiswa. Aksi saling dorongpun, tak terhindari. Meskipun demikian, mahasiswa tidak bisa memasuki areal pabrik Riaupulp.
Setidaknya, ada tiga poin pernyataan sikap yang disampaikan oleh AMPSH. Antara lain, meminta Riaupulp, membebaskan lahan yang notabenen menjadi tempat pemasangan pipa gas dengan mengajak, pemilik atau orang yang diberikan hak kuasa untuk mengelolanya.
Kedua, meninjau ulang, pemasangan pipa gas, dengan mengacu, kepada standar pemasangannya sehingga tidak memberikan, dampak negatif kepada masyakat kedepan. Ketiga, mengkaryakan masyarakat tempatan untuk ikut andil dalam perusahaan demi meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Ditempat terpisah, Asisten Manager Hubungan, Media PT RAPP, Salomo Sitohang, RAPP menjalin kontrak kerja jual beli bahan bakar gas, dengan perusahaan penyuplai gas, dengan perusahaan penyuplai gas.Guna mendukung kelancaran pemasangan pipa gas tersebut dilakukan di areal jalan koridor yang perusahaan. "Terkait tuntutan yang di ajukan masyarakat RAPP tidak berkompenten untik menjawab," tandasnya.(bri)